MEMAHAMI CERITA SEJARAH
https://minanews.net/sejarah-kesultanan-banten-dari-masa-ke-masa-iii/
Saat berpidato pada peringatan hari Pahlawan 10
November 1961, Ir. Soekarno berkata “Bangsa yang besar adalah bangsa yang
menghormati jasa pahlawannya”. Sejalan dengan pemikiran tersebut keberadaan
teks cerita sejarah menjadi sangat penting untuk diketahui oleh masyarakat
khususnya generasi muda agar mereka mengenal para pahlawannya melalui teks
cerita (novel) sejarah.
Belajar tentang teks cerita (novel) sejarah merupakan
hal penting yang perlu ditanamkan dalam dunia pendidikan. Karena teks cerita (novel)
sejarah bisa membatu memperkenalkan sekaligus
menggambarkan keadaan masa lalu bangsa Indonesia. Sebagai generasi
penerus bangsa harus mengingat masa lalu, memahami masa kini, dan mempersiapkan masa
depan, hal tersebut diyakini sebuah
bangsa akan dapat maju mengemban
cita-citanya.
Dalam teks cerita (novel) sejarah, seorang sastrawan
seringkali menggunakan fakta-fakta atau peristiwa sejarah untuk mengisahkan
tokoh-tokoh fiksinya dalam berbaagai dimensi kehidupan, seperti emosi pribadi
tokoh, latar kehidupan tokoh dan lain-lain.
Novel sejarah adalah novel yang di dalamnya
menjelaskan dan menceritakan tentang fakta kejadian di masa lalu yang menjadi
asal-usul atau melatarbelakangi terjadinya peristiwa yang memiliki nilai
sejarah. Novel sejarah bisa berbersifat naratif atau deskriptif. Novel sejarah
disajikan dengan daya imajinasi/khayal pengetahuan yang luas pengarang.
Novel sejarah biasanya bersifat naratif jika disajikan
dengan menggunakan urutan peristiwa dan urutan waktu dan bersifat deskriptif
jika disajikan secara simbolisasi verbal.
Untuk membatu Anda agar lebih mudah memahami
kompetensi berbahasa, perhatikan peta konsep berikut
Memahami Cerita Sejarah · mendata informasi penting dalam teks (novel)
sejarah · mengidentifikasi teks (novel) sejarah · membedakan teks sejarah dengan teks novel sejarah · menganalisis kebahasasan teks (novel) sejarah; · menjelaskan makna kias yang terdapat dalam teks
(novel) sejarah · mengidentifikasi nilai-nilai dalam novel sejarah · mengaitkan nilai-nilai dalam novel sejarah dengan
kehidupan saat ini · menyusun kembali nilai-nilai novel sejarah ke
dalam teks eksplanasi · menyusun kerangka novel sejarah berdasarkan
peristiwa sejarah · mengembangkan kerangka menjadi novel sejarah Mengidentifikasi Informasi dalam Teks (Novel) Sejarah Menganalisis Kebahasaan Teks (Novel) Sejarah Mengidentifikasi
unsur kebahasaan surat lamaran pekerjaan Menulis
Novel Sejarah Pribadi
A. Mengidentifikasi Informasi dalam Teks (Novel) Sejarah
Setelah
mempelajari materi ini, Anda diharapkan mampu: |
· mendata informasi penting dalam teks (novel) sejarah; · mengidentifikasi teks (novel) sejarah; · membedakan teks novel sejarah dengan teks sejarah |
KEGIATAN 1 |
Mendata Informasi Penting dalam Teks (Novel) Sejarah
Pernahkah Anda mebaca novel yang
berlatar belakang sejarah? Novel sejarah merupakan salah satu novel ulang
(rekon) agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam memahami novel ulang atau rekon, berikut ini penjelasan tentang
jenis-jenis novel ulang.
1. Novel
Rekon Pribadi, adalah novel yang memuat kejadian dan penulisnya terlibat secara
langsung.
2. Novel
Rekon Faktual/emosional, adalah novel yang memuat kejadian-kejadian faktual.
3. Novel
Rekon Imajinatif, adalah novel yang memuat kisah faktual yang dikhayalkan dan diceritakan secara lebih rinci.
Berdasarkan
penjelasan tersebut, novel sejarah merupakan salah satu bentuk novel
ulang/rekon imajinatif. Artinya, novel tersebut didasarkan atas fakta-fakta
sejarah yang kemudian dikisahkan kembali dengan sudut pandang berbeda yang
tidak muncul dalam fakta sejarah. Misalnya, kegemaran, emosi, dan keluarga dari
tokoh-tokoh novel sejarah.
Dalam
kegiatan membaca, Anda harus bisa mendapatkan informasi-informasi penting dari
teks yang dibaca, begitu juga dalam kegiatan membaca novel sejarah. Informasi
penting yang harus didapat ketika membaca novel sejarah adalah fakta-fakta
sejarah yang dijadikan latar penceritaan serta imajinasi penulis atas fakta
sejarah tersebut.
Mendata informasi
penting dalam novel sejarah mengarah pada fakta-fakta sejarah yang dijadikan
latar belakang penceritaan dan imajinasi penulis atas fakta-fakta sejarah tersebut.
LATIHAN |
Berikut ini disajikan
kutipan novel sejarah berjudul “Tenggelamnya
Kapal Van Der Wijck” bacalah dengan saksama dan catatlah informasi penting
yang berupa fakta sejarah dan imajinasi pengarang pada tabel yang disediakan!
Tenggelamnya
Kapal Van Der Wijck HAMKA … Dari detik ke detik kapal
itu semakin hilang ke dasar lautan….. “Surabaya,
20 Oktober (Aneta). Pada pukul 1 tadi malam. Merine komandan di sini menerima
Radio dari kapal Van der Wijck, meminta pertolongan (S.O.S.). sebab telah
miring. Seterimanya kkabar ini Merine dengan segera telah menjalankan
pertolongan yang perlu. Kapal tersebut telah berangkat dari Surabaya ke
Semarang pukul 9 malam. Dia telah tenggelam 15 mil jauhnya dari utara Tanjung
pakis. Pesawat Domir yang dikirim oleh marine dari Surabaya telahmelihat
banyak sekali orang yang tenggelam. Bersama-sama dengan Domier, kapal Reael
juga turut membantu. Pesawat-pesawat terbang yang lain juga dikirimke tempat
kecelakaan itu. Belum diketahui berapa banyak orang yang karam. Jakarta, 20 Oktober (aneta).
Direksi K.P.M. telah menyiarkan suatu maklumat demikian isinya; Dari kapal
Van der wijck diterima kabar Radio “S.O.S. zwarehelling”, kapal itu berangkat
dari Surabaya pukul 8 malam. Pada pukul 11.20 telah melampaui satu kapal
penerangan. Dengan segala daya upaya telah diikhtiarkan menyambungkan Radio
dengan kapal itu. Tetapi sehabis meminta tolong yang pertama, tidak ada lagi
kabar-kabar dating dari Van der Wijck. Pagi tadi 2 kapal udara telah
berangkat dari Surabaya untuk memeriksa dan menyelidiki di antara 20 sampai
35 mil sebelah barat lichtschip yang dilampauinya tadi, kapal-kapal penolong
yang lain, yaitu kapal Reael, kapal Penarik De Yong, dan Mijnenlegger Reigel,
juga telah berangkat ke tempat kecelakaan itu. Pukul 7.45 pagi ini, kapal
pesawat Dornier memberikan laporanbahwa Van der Wijck telah tenggelam di
tempat yang jauh kira-kira 22 mil di sebelah Barat Daya dari lichtschip
Surabaya. Kapal terbang itu melihat banyak sekali orang yang tenggelam. Dari
Surabayatelah berangkat lain-lain kapal buat pembantu, dokter-dokter dan juru
rawat. Muatan kapal yang tenggelam itu ada 250 orang. 43 orang yang bercelaka telah
dapat dipungut oleh pesawat terbang Dornier dan dibawa terus ke Surabaya. 31
orang penumpang Indonesia telah ditolong oleh penagkap-penangkap ikan,
demikian juga 8 orang Belanda. Stuurman 1 telah mendarat di dekat Tuban
bersama dengan 20 orang yang lain. Sesampainya di sana dia telah menelepom ke
Surabaya, menerangkan sebab-sebab tenggelamnya kapal tersebut tidak dapat
diketahui, karena kejadian yang ngeri itu berlaku hanya dalam masa 5 menit
saja. Di antara penumpang-penumpang yang belum kedapatan adalah 8 orang
Eropah, 3 anak-anak, seorang Markonis, 2 klerk, dan 59 orang Indonesia, dan
masih diusahakan mencarinya.” Baru sekian berita yang dimuat
dalam surat-surat kabar yang dibaca oleh Zainuddin. Seluruh badannya gemetar.
Dengan suara sangat gugup dipanggilnya Muluk, yang rupanya sedang membaca
perkabaran itu pula di Koran yang lain. “Hayati beroleh celaka, bang
Muluk!” “Ya, 59 penumpang dari kapal
tersebut belum bertemu!” “Kita mesti berangkat sekarang
ke Tuban!” Belum sempat Muluk menjawab,
Zainuddin telah berlari ke jalan raya, diiringi dengan tergesa-gesa oleh
Muluk, mencari sebuah taksi yang dapat membawa mereka ke tempat kecelakaan
itu. Sesampai di atas sebuah taksi
yang disewa agak mahal, Muluk berkata: “Lebih baik kita pergi dahulu ke
kantor agen K.P.M. mencari keterangan lebih lanjut.” “Baiklah!” Taksi itupun ditujukan ke
kantor K.P.M., didapati manusia telah ramai di sana terutama bangsa Belanda,
yang semuanya boleh dikatakan bermuka cemas menunggu kabar-kabar dari kapal
yang tenggelam itu. Beberapa saat lamanya di sana, agen mendapat keterangan
sepanjang tersebut di dalam kawat yang telah tersiar itu, hanya tambahanya,
yang baru saja diterima dengan telepon dari Lamongan, menerangkan bahwa orang
yang tenggelam, yang jiwanya masih dapat ditolong, telah banyak ditolong oleh
penangkap-penangkap ikan di Pantai Brondortf. Yang luka-luka telah dibawa
dengan pertolongan Asisten Wedana dan polisi di Pantai Brondortf Lamongan,
untuk diurus di rumah sakit di sana, sampai sembuh. Sebagai kilat layanaknya, taksi
itu telah dihadapkan menuju Lamongan, satu kabupaten di Jawa Timur. Lebih
kurang 2 jam telah sampai e tempat itu. Didapatinya di sana-sini orang
berkerumun-kerumun, buah pembicaraan orang rupanya tidak lalin melainkan
kapal karamitu saja. Mereka teruskan perjalanan ke rumah sakit, di sinipun
kelihatan orang berkerumun-kerumun, lebih ramai dari yang tadi. Setelah
mereka member keterangan bahwasanya mereka dating dari Surabaya hendak
mencari keluarganya yang turut berlayar itu, mereka diperbolehkan masuk. Di
kamar sakit, kelihatan orang-orang yang luka ada yang enteng dan ada yang
parah. Mereka terus ke tempat kaum perempuan. Kelihatan perempuan-perempuan
yang sedang berbaring, anak-anak yang merintih diselenggarakan oleh juru
rawat dengan sibuknya. Oleh juru rawat ditunjukkanlah sebuah ran jang, yang
di sana sedang berbaring seorang perempuan muda yang mukanya telah pucat ….
Hayati! Kepalanya penuh dengan perban dan kakinya pun demikian pula …. Masih
bernapas? Hayati telah dapat ditolong
oleh beberapa penangkap ikan. Di dalam berita surat-surat kabar tersebut
bahwa orang-orang yang tertolong oleh penangkap ikan Kaslibin dari Belimbing
53 orang, oleh Sratip 21 orang, oleh Trunorejo 22 orang, Marzuki 17 orang,
Matnawi 32 orang. Mana yang tidak luka dibolehkan terus ke Surabaya, dan mana
yang luka dengan perintah. Regen dan Asisten Regen, disuruh urus terlebih
dahulu di rumah sakit Lamongan, menunggu sembuhnya, atau menunggu keluarganya
menjemput. Dengan tafakur, Zainuddin
berdiri di dekat tempat tidur itu bersama Muluk, menunggu si sakit bangun
dari pingsannya, yang sejak tengah hari tadi, belum juga terbangun. Sedang
mereka termenung melihatkan itu, mendekatlah seorang juru rawat perempuan
kepada kedua orang itu sambil berkata: “Agaknya tuan yang bernama Zainuddin,
bukan?” “Ya di mana nona tahu?” tanya
Zainuddin pula. “Ketika perempuan itu dibawa ke
mari, kepalanya yang berdarah diikatnya dengan selendangnya sendiri, ketika
menukar selendang itu dengan perban, telah dapat dikeluarkan dari dalam
gulungannya sebuah gambar, yang di bawahnya ada tertulis tanda tangan tuan,
Zainuddin” Zainuddin menekurkan kepalanya,
melihat roman si sakit dengan sepenuh-penuh cinta, di saat demikianlah terang
olehnya bagaimana sebenarnya perasaan Hayati terhadap dirinya. … |
Tabel
Fakta Sejarah dan Imajinasi Pengarang Novel Sejarah
No. |
Fakta Sejarah |
Imajinasi Pengarang |
1 |
……………………………………… ……………………………………… ……………………………………… ……………………………………… ……………………………………… ……………………………………… |
……………………………………… ……………………………………… ……………………………………… ……………………………………… ……………………………………… ……………………………………… |
2 |
……………………………………… ……………………………………… ……………………………………… ……………………………………… ……………………………………… ……………………………………… |
……………………………………… ……………………………………… ……………………………………… ……………………………………… ……………………………………… ……………………………………… |
3 |
……………………………………… ……………………………………… ……………………………………… ……………………………………… ……………………………………… ……………………………………… |
……………………………………… ……………………………………… ……………………………………… ……………………………………… ……………………………………… ……………………………………… |
4 |
……………………………………… ……………………………………… ……………………………………… ……………………………………… ……………………………………… ……………………………………… |
……………………………………… ……………………………………… ……………………………………… ……………………………………… ……………………………………… ……………………………………… |
5 |
……………………………………… ……………………………………… ……………………………………… ……………………………………… ……………………………………… ……………………………………… |
……………………………………… ……………………………………… ……………………………………… ……………………………………… ……………………………………… ……………………………………… |
dst. |
|
|
Setelah Anda mampu menentukan informasi-informasi
penting dalam teks novel sejarah, Anda diharapkan juga mampu mengungkap hal-hal
menarik dalam teks novel sejarah. Hal-hal menarik tersebut bisa berupa waktu,
tempat, peristiwa dan tokoh.
Untuk meningkatkan
kemampauan Anda dalam memahami teks novel sejarah. Jawablah pertanyaan-pertanyaan
berikut:
1. Kapan latar waktu dalam teks novel sejarah tersebut?
2. Di manakah latar tempat dalam teks novel sejarah?
3. Peristiwa apa yang dikisahkan?
4. Siapa saja yang tokoh yang terlibat dalam novel
sejarah tersebut?
5. Pada bagian apa yang menandakan bahwa novel tersebut
adalah novel sejarah?
Agar kemampuan Anda dalam menentukan
informasi-informasi penting (fakta sejarah), imajinasi yang dikembangkan dan
hal menarik dalam teks novel sejarah menjadi optimal. diskusikan hasil kerja
Anda secara berkelompok (3-4 orang dalam satu kelompok).
KEGIATAN 2 |
Mengidentifikasi Isi Teks (novel) Sejarah
Teks novel sejarah termasuk dalam genre teks cerita
ulang. Novel sejarah mempunyai struktur yang sama dengan novel lainnya yaitu:
1. Pengenalan situasi cerita (exposition/orientasi/permulaan)
Bagian
ini merupakan bagian permulaan dari suaatu cerita, bagian ini berupa pengenalan latar cerita,
tokoh-tokoh dalam cerita, hubungan cerita dengan cerita yang lainnya (jika ada)
2. Pengungkapan peristiwa
Pada
bagian ini disajikan peristiwa awal yang menimbulkan berbagai masalah,
kesulitan-kesulitan, pertentangan lahir atau batin dari tokoh yang terlibat
dalam suatu cerita.
3. Menuju konflik (rising action)
Masalah-masalah
atau pertentangan yang terjadi dalam cerita mengalami peningkatan atau
intensitasnya semakin bertambah hingga menjadi konflik
4. Puncak konflik (klimaks)
Pada
bagian ini masalah, konflik-konflik mengalami peningkatan intensitas hingga menciptakan
suasana yang menegangkan dan mendebarkan. Pada bagian ini pula merupakan
penentuan terhadap nasib tokoh dalam cerita.
5. Penyelesaian (evaluasi/resolusi/peleraian)
Bagian
ini merupakan bagian penyelesaian dari sebuah cerita, permasalan, konflik yang
dialami tokoh dalam cerita menemukan jalan keluar. Pada bagian ini sudah ada
kejelasan tentang nasib yang dialami tokoh.
6. Koda
Bagian
ini berupa komentar terhadap keseluruhan isi cerita, yang fungsinya sebagai
penutup. Komentar yang dimaksud bisa disampaikan lensung oleh pengarang atau
diwakili oleh tokoh dalam cerita. Namun tidak semua novel memililki koda,
bahkan novel-novel modern lenbih banyak menyerahkan simpulan akhir eritanya
kepada pembaca. Mereka dibiarkan menebak-nebak sendiri penyelesaian ceritanya.
LATIHAN |
Untuk lebih meningkatkan pemahaman, identifikasilah
struktur novel sejarah dengan memanfaatkan kutipan novel “Gajahmada” berikut!
Kutipan Novel Sejarah 1
. . . Sebenarnyalah rumah Ki Buyut
telah dikepung rapat. Ra Kuti yang telah tiba di Kabuyutan Mojoagung meminta
anak buahnya berhenti di tengah bulak dan meninggalkan kuda-kuda mereka di
sana. Selanjutnya, dengan berjalan kaki rombongan prajurit pilihan itu
bergerak menuju rumah Ki Buyut. Seorang peronda malam bernasib malang. Ia
harus babak belur lebih dulu sebelum dipaksakan menunjukkan di mana rumah Ki
Buyut Mojoagung. Berbekal keterangan itu, Ra Kuti mengatur anak buahnya melakukan
penggerebekan. Nyaris tanpa suara prajurit itu
bergerak, meloncat dari bayangan pohon satu ke bayangan pohon lainnya hingga
akhirnya semua telah siap. Segenap prajurit menggenggam senjata
masing-masing, watang terentang
siap melakukan pembantaian. Dengan langkah lebar Ra kuti melintasi pendapa
dan mendekati pintu Ki Buyut. Ki Buyut tersentak mendengar
ketukan. Namun, dibiarkannya ketukan
pintu itu terdengar sekali lagi. Barulah Ki Buyut yang tua itu melangkah
tertatih-tatih sambil tangan kanannya memegang sebuah lampu ublik yang sangat redup. Sedemikian
redupnya lampu ublik itu hingga Ki
Buyut harus melongok-longok mencari orang yang baru saja mengetuk pintu
rumahnya. Ra Kuti berdehem. Ki Buyut
Terkejut. “Siapa Kisanak? Ada apa
malam-malam begini mengetuk rumahku?” Ra Kuti memandang wajah
laki-laki yang berada di depannya dengan saksama. Wajah yang tua, wajah yang
entah mengapa di pandangan matanya terlihat tidak menyenangkan. Menurut Ra
Kuti, sebaiknya tak perlu ada wajah tua yang seperti itu, sebaiknya mati
saja. “Kaukah Ki Buyut Mojoagung?”
bertanya Ra Kuti datar. Ki Buyut termanggu, “Rasanya
kau belum menjawab pertanyaanku Kisanak.” Ra Kuti tersenyum. “Aku Maharaja Kuti. Raja
Majapahit berkenan mengunjungi rumahmu.” Ki Buyut membuat dirinya sendiritersentak kaget. Bahkan Ki Buyut Mojoagung juga
membuat dirinya sendiri kebingungan untuk beberapa waktu. Di mata Ra Kuti, Ki
Buyut sulit menerima penjelasan itu. “Raja Majapahit?” gumam Ki
Buyut. “Bukankah Raja Majapahit saat ini Sri Baginda Jayanegara, putra
laki-laki Tuanku Kertarajasa Jayawardhana?” Ra Kuti berdesir mendengar
jawaban yang teras lugu itu. Ra Kuti cemas keterangan yang diperolehnya dari
mata-mata yang ditempatkannya di antara pasukan Bhayangkara ternyata keliru
lagi. “Aku sudah menyebut siapa
diriku,” kata Ra Kuti. “ sekarang giliranmu memperkenalkan diri padaku. Benar
kau Ki Buyut Mojoagung?” Ki Buyut mengangguk, “Benar.
Aku orang yang kau maksud.” “Bagus,” Ra Kuti menyahut.
“Kalau begitu aku memang berkepentingan denganmu. Jauh-jauh dari kotaraja aku
dating ke Kebuyutan ini guna meringkus Jayanegara yang bersembunyi di
rumahmu.” Sekali lagi Ki Buyut mampu
membuat dirinya sendiri terlonjak kaget. “Jayanegara bersembunyi di
rumahku?” Setelah berbasa-basi sejenak,
akhirnya Ra Kuti tidak bertele-tele lagi. “Geledah rumah ini. Tangkap
Jayanegara,” perintahnya. Para prajurit yang
menggiringinya bergerak dengan trengginas
dan cekatan. Ra Kuti yang merasa yakin rumah itu telah terkepung rapat tanpa
menyisakan ruang sejengkal puntidak merasa khawatir Gajahmada atau Jayanegara
yang bersembunyi di rumah itumempunyai kesempatan meloloskan diri. Bahkan, Ra
Kuit membayangkan, gajahmada atau Jayanegara yang pasti mendengar
perbincangan yang terjadi itu akan menggigil ketakutan setengah mati. Para prajurit yang
mengiringinya bergerak cepat. Mereka melakukan penggeledahan rumah itu dengan
saksama. Ra Kuti yang semula telah membayangkan akan mendapatkan Kalagemet
yang berhasil digelandang harus berdebar-debar ketika sejauh waktu telah
berlalu apa yang diangankan itu belum juga jadi kenyataan. Prajuritnya belum
ada yang menyetor wajah Jayanegara. “Bagaimana?” bertanya Ra Kuti. “Tidak ada,” jawab Ra Yuyu. Jawaban itu tentu menjadi
jawaban yang sangat mencemaskan. Ra Kuti yang mengalami kegagalan, cemas
bakal dihadapkan pada kegagalan serupa. “Periksa sekali lagi,” perintah
Ra Kuti tegas. “Temukan jejak apapun yang bisa membuktikan Jayanegara pernah
berada di sini.” Ra Yuyu serta para prajurit
bawahannya segera menerjemahkan perintah uitu dengan saksama. Semua ruang di
dalam rumah Ki buyut itu diperiksa dengan teliti. Tetapi, Jayanegara atau
Gajahmada tidak pernah ditemukan di tempat itu. Dengan tatapan mata nyaris
tanpa berkedip Ra Kuti memandang Ki Buyut Mojoagung. Ki Buyut yang tua itu
terlihat kebingungan melihat ulah tamu-tamu yang tak diundang itu. …. Gajahmada. Langit Kresna Hariadi |
Berdasarkan kutipan novel tersebut, lakukan kegiatan
mengidentifikasi menggunakan tabel berikut (buatlah di buku tugas)!
Tabel
Identifikasi Struktur Novel Sejarah
Struktur
Novel |
Kutipan |
Keterangan |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Setelah selesai
mengidentifikasi struktur novel, diskusikan hasil kerja Anda secara kelompok!
KEGIATAN 3 |
Membedakan Teks
Sejarah dengan Teks Novel Sejarah
Setelah mengikuti
serangkaian kegiatan belajar teks novel sejarah, tentu Anda sudah mengetahui
perbedaan antara teks novel sejarah dengan teks sejarah. Bahwasanya novel
sejarah adalah salah satu genre sastra (bukan sejarah) dan sebaliknya, teks
sejarah bukanlah sastra. Di antara kedua karya ini adalah irisan.
Agar Anda lebih
memahami perbedaan antara novel sejarah dengan teks sejarah, bacalah dengan
saksama tabel berikut!
Tabel Perbedaan
Novel Sejarah dengan Teks Sejarah
No. |
Teks sejarah |
Novel sejarah |
1 |
Dituntut menunjuk kepada hal-hal yang memang pernaha
ada atau terjadi |
Dapat saja menggambarkan sesuatu yang tidak pernah
ada atau terjadi. Kesemuanya bersumber pada rekaan |
2 |
Sejarawan terikat pada keharusan, yaitu bagaimana sesuatu
sebenarnya terjadi di masa lampau, artinya tidak dapat ditambah-tambah atau
direka |
Novelis sepenuhnya bebas untuk menciptakan dengan
imajinasinya mengenai apa, kapan, siapa, dan di mananya. |
3 |
Hubungan
atara fakta yang satu dengan yang lainnya perlu direkonstruksi, paling
sedikit hubungan topografis atau kronologisnya. Sejarawan perlu menunjukkan
bahwa yang ada sekarang dan di sini dapat dilacak eksistensinya di masa
lampau. Hal itu berguna sebagai bukti atau saksi dari apa yang direkonstruksi
mengenai kejadian di masa lampau. |
Faktor perekayasaan pengaranglah yang mewujudkan
cerita sebagai suatu kebulatan atau koherensi, dan sekali-kali ada
relevansinya dengan situasi sejarah. |
4 |
Sejarawan sangat terikat dengan fakta mengenai apa,
siapa, kapan dan di mana. |
Pengarang tidak terikat pada fakta – fakta sejarah
mengenai apa, siapa, kapan dan di mana. Kesemuanya berupa fiksi tanpa ada
kaitannya dengan fakta sejarah tertentu. Begitu pula peristiwa-peristiwanya
tidak diperlukan bukti, berkas, atau saksi. |
5 |
Pelaku-pelaku, hubungan antara mereka, kondisi dan
situasi hidup, dan masyarakat kesemuanya adalah harus sesuai dengan kenyataan
yang terjadi |
Pelaku-pelaku, hubungan antara mereka, kesemuanya
adalah hasil imajinasi |
Sumber:http://pustaka.unpad.ac.id/wpcpntent/uploads/2012/05/pustaka_unpad_novel_dan_sejarah1.pd
TUGAS |
Berdasarkan uraian tabel tersebut, temukan bukti perbedaan antara teks
sejarah dengan novel sejarah berikut!
Kutipan Teks Sejarah 1
Kerajaan Majapahit Kakawin
Nagarakertagama menyebut bahwa pendiri kerajaan Majapahit bernama Dyah
Wijaya, Kertarajasa Jayawardhana,atau Nararya Dyah Sanggramawijaa Sri
Maharaja Kertarajasa Jayawardhana Anantawikramottunggadewa. sementara itu,
nama Raden Wijaya (untuk sebutan Dyah Wijaya) yang dinyatakan dala, kitab
Pararaton juga menyebut Raden Wijaya dengan Raden Harsa Wijaya. dalam BAbat
Tanah Jawa, Raden Wijaya disebut dengan nama Jaka Sesuruh. sedangkan Prasasti
Kadudu (1204) menyebut Raden Wijaya dengan nama Nararya Sanggrama wijaya. Berdasarkan
Pararaton, Raden Wijaya merupakanputra Mahisa Campaka Narasingha Murti Ratu
Anggabaya (putra Mahisa Wong Ateleng/cucu Ken Arok + Ken Dedes) dari
Singhasari. menurut ANaskah Wangsakerta pada pustaka Rajyarajya i Bhumi
Nusantara, Raden Wijaya merupakan putrapasangan Rakyan Jayadarma (putra Prabu
Darmasiksa dari Kerajaan Galuh) dan Dyah Lembu Taln(putri Mahisa Campaka dari
Sinhasari). oleh karena itu, Raden Wijaya merupakan paduan darah Sunda dan
Jawa. Selama
menjabat sebagai raja, Raden Wijaya tidak bermaksud membangun dinasti baru.
pengertian lain, Raden Wijaya sekadar meneruskan dinasti yang telah dibangun
buyutnya, yakni Ken Arok. perihal penamaan dinasti tersebut, dapat dilacak melalui lempengan Piagam
Kertarajasa Jayawardhana (1305) yang menyebutkan bahwa Wangsa Rajasa adalah
penolong orang utama, pahlawan yang gagah berani di medan laga. Ketika
menjalankan tampuk pemerintahan, RadenWijaya mengangkat para pengikut
setianya. nambi diangkat sebagai mahapatih, Lembu Sora sebagai patih daha ,
dan Arya Wiraraja serta Ranggalawe sebagai pasangguhan. namun, pengangkatan
Nambi sebagai mahapatih dan bukan Lembu Sora yang lebih berjasa kepada Raden
Wijaya itu kemudian menimbulkan pemberontakan Ranggalawe (putra Arya
Wiraraja) atau perang saudara antara Tuban dengan Majapahit yang berlangsung
di Sungai Tambak Beras pada tahun 1295. Perang
antara Tuban dan Majapahit berakhir dengan meninggalnya Ranggalawe di tangan
Kebo Anabrang (putra Kertanegara). menyaksikan keponakannya Ranggalawe tewas,
Lembu Sora membunuh Kebo Anabrang. peristiwa ini yang kelak dilaporkan oleh
Majapahit (Halayuda) kepada Raden Wijaya. Hingga penguasa Majapahit itu
hendak menghukum buang Lembu Sora. Karena mengetahui akan dihukum buang,
Lembu Sora yang mendapat dukungan dari Gajah Biru dan Juru Demung berniat
memberontak kepada Majapahit. Betapa nahas, sebelum tujuannya
terealisasi,Lembu Sora beserta Gajah Biru dan Juru Demung tewas dikeroyok
pasukan Majapahit pada tahun 1300. Sepeninggal
Raden Wijaya, takhta kekuasaan Majaphit diduduki oleh Jayanagara, putranya.
Semasa pemerintahan Jayanagara (1309-1328), Majapahit diwarnai dengan banyak
pemberontakan, … Sejarah Kerajaan-kerajaan Besar di
Nusantara: Sri Wintala
Achmad |
Bandingkan
kutipan teks sejarah tersebut dengan novel sejarah berikut!
Kutipan Novel Sejarah 2
… Para senopati yang selama ini menjadi pesaing
Ranggayuda tak bisa mengganggu gugat penampilan prajurit bertubuh kekar itu,
bahkan para prajurit lain yang juga berpangkat temenggung tidak ada yang
mempersoalkan mengapa Ranggayuda yang akan berbicara dan memberikan sesorah. Di samping kiri Ranggayuda, Ra Wedeng berdiri dengan
bertolak pinggang, sedang di sebelah kanannya Ra Banyak tak mau kalah ia
bertolak pinggang lebih tinggi lagi. Bisik-bisik terjadi di sana sini. “Apakah dengan demikian Ranggayuda diangkat oleh Ra
Kuti menjadi panglima perang dari semua kesatuan?” Ranggayuda mengangkat tangannya, meminta semua orang
untuk tidak berbicara sendiri-sendiri. Ranggayuda yang menebarkan pandangan
matanya berhasil menemukan orang-orang yang dicarinya. Ranggayudda merasa
lega karena melihat para bhayangkara
yang menyamar berada di diantara para prajurit. “Segenap para prajurit,” suara Ranggayuda lantang, “Pada kesempata ini aku
ingin menyampaikan kepada kalian semua bahwa Prabu Ra Kuti telah menaikkan
pangkat dan jabatanku untuk sementara adalah pelaksana panglima. Adakah di
antara kalian yang tidak setuju dengan kedudukan yang kupegang?” Hening alun-alun di luar Purawakarta itu, tak seorangpun yang
berbicara, tetapi betapa riuh dan hiruk-pikuk semua isi dada. “Yang tidak setuju dengan pengangkatanku boleh pergi
tanpa harus khawatir aku akan menghalangi, pilihan kalian aku hormati.
Silakan” Ternyata tak seorang pun yang bergerak. Wajah Ra Banyak dan Ra Wedeng yang berdiri di samping
sebelah-menyebelahi Ranggayuda terlihat datar-datar saja. Namun, dua orang
itu merasa tak senang dengan wewenang berlebihan yang diberikan Ra Kuti
kepada Ranggayuda. “Kalian setuju dengan kedudukan dan jabatanku
sekarang?” Jawaban untuk itu pun ternyata sama sepinya dengan
jawaban pertanyaan yang dilontarkan semula. “Baiklah,” lanjut Ranggayuda lantang. “Bila kalian tak
setuju apa peduliku. Aku sekarang pemegan kuasa panglima. Kalian tidak punya
hak untuk menolak kecuali harus melaksanakan perintah panglima. Sebagai
panglima aku berpendapat, keadaan kacau-balau ini ada penyebabnya. Penyebab
terjadinya kekacauan itu harus bertanggung jawab dan mendapatkan hukuman
setimpal. Siapa tertuduh utama dari semua kekacauan ini dan kepadanya pantas
dijatuhkan hukuman mati dengan digantung di alun-alun ini pula? Orang itu
adalah Ra Kuti!” Tanah bergoyang, bumi berderak. Bagai terjadi gempa di alun-alun itu oleh ucapan
Ranggayuda yang amat tidak terduga. Ra Banyak dan Ra Wedeng seketika
mengambil jarak dari Ranggayuda dan memandanginya penuh heran disusul
kemudian oleh pandangan mereka yang terbelalak. “Apa maksudmu?” Ra Wedeng tak kuasa menahan diri untuk
tak bertanya. Gajahmada. Langit Kresna
Hariadi |
B. Menganalisis Kebahasaan Teks Cerita (novel) Sejarah
Setelah
mempelajari materi ini, Anda diharapkan mampu: |
· menganalisis kebahasasan teks (novel) sejarah; · menjelaskan makna kias yang terdapat dalam teks
(novel) sejarah |
Setiap teks memiliki kaidah
kebahasaan yang sama, namun tiap teks
memiliki ciri atau kekhasan unsur kebahasaan yang berbeda-beda. Berikut
ini akan dipelajari kaidah kebahasaan
teks novel sejarah.
KEGIATAN 1 |
Menganalisis Kebahasaan Teks
Novel Sejarah
Novel sejarah merupakan salah
satu bentuk karya sastra, dalam penggunaan bahasa suatu karya sastra pada
umumnya banyak menggunakan bahasa kias atau konotatif. Hal tersebut tidak
terlepas dari daya cipta, karsa penulis novel dalam menuangkan imajinasinya
dalam bentuk cerita. Namun pengguanaan bahasa dalam novel sejarah tetap mengacu
pada bahasa konvensional yang digunakan masyarakat sehingga tetap dengan mudah
bisa dipahami oleh semua.
Dalam menganalisis kebahasan
novel sejarah, Anda harus mengacu pada kaidah kebahasaan yang sering digunakan
atau dominan dalam novel sejarah. Beberapa kaidah kebahasa yang dominan dalam
teks novel sejarah adalah sebagai berikut:
1.
banyak menggunakan konjungsi temporal, konjungsi
temporal adalah kata penghubung yang menyatakan urutan waktu.
Contoh: kemudian, setelah itu, sejak
saat itu, dll.
2.
banyak menggunakan kata kerja mental, kata kerja
mental adalah kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan
oleh seseorang (tokoh).
Contoh: menginginkan,
mengharap,mendambakan, menyangi, dll.
3.
banyak menggunakan kata kerja material, kata kerja
material adalah kata kerja yang menggambarkan suatu tindakan.
4.
banyak menggunakan kata sifat, kata sifat atau
adjektiva adalah kata yang menerangkan nomina (kata benda) dan secara umum
dapat bergabung dengan kata lebih dan
sangat. Kata kerja yang dimasud dalam
hal ini adalah deskripsi bahasa dalam menggambarkan tokoh, tempat, suasana.
contoh: Namun, dua orang itu merasa tak senang dengan
wewenang berlebihan yang diberikan Ra Kuti kepada Ranggayuda.
5.
banyak menggunakan kalimat tak langsung, yaitu
menggunakan kata kerja yang menunjukkan kalimat tak langsung sebagai cara
menceritakan tuturan seorang tokoh oleh pengarang.
Contoh: menurut, menyatakan,
mengatakan bahwa, mengungkapkan, dll
6.
banyak menggunakan dialog hal ini ditunjukkan dengan
tanda petik ganda (“…”) dan kata kerja yang merupakan tuturan langsung.
Contoh: “Apa
maksudmu?” Ra Wedeng tak kuasa menahan diri untuk tak bertanya.
7.
menggunakan banyak kalimat bermakna lampau, yaitu
kalimat yang berisi suatu hal yang sudah terjadi.
Contoh: Sebenarnyalah rumah
Ki Buyut telah dikepung rapat.
LATIHAN |
Baca kembali teks novel
sejarah “Gajahmada” (Kutipan Novel Sejarah
1) kemudian
analisislah kaidah kebahasaan novel sejarah tersebut dengan mengisi tabel
berikut!
Tabel Analisi
Unsur Kebahasaan dalam Novel Sejarah
No. |
Unsur kebahasaan |
Kutipan |
1 |
Penggunaan konjungsi temporal |
|
2 |
Penggunaan kata kerja mental |
|
3 |
Penggunaan kata kerja material |
|
4 |
Penggunaan kata sifat |
|
5 |
Penggunaan dialog |
|
6 |
Penggunaan kalimat tidak langsung |
|
7 |
Penggunaan kalimat bermakna lampau |
|
Bandingkan hasil kerja Anda dengan hasil kerja teman, kemudian
diskusikan jika terdapat perbedaan!
KEGIATAN 2 |
Menjelaskan Makna Kias yang Terdapat dalam Teks
(Novel) Sejarah.
Selain menggunakan bahasa dengan
kaidah atau unsur kebahasaan seperti
yang sudah diuraikan pada pembahasan sebelumnya. Teks novel sejarah banyak
menggunakan kata, frasa atau kalimat yang bermakna kias.
Kata, frasa atau kalimat bermakna
kias digunakan penulis untuk membangkitkan imajinasi dan daya tarik pembaca
serta untuk memperindah cerita. Makna kias adalah suatu hal yang digunakan
sebagai pertimbangan suatu hal dengan perbandingan atau persamaan dengan hal
yang lain.
Perhatikan uraian contoh beberapa
makna kias berikut!
1. Kata
kias
Contoh: Prajurit yang malas itu makan gaji buta (makan = menerima)
2. Frasa
kias atau ungkapan
Contoh: Dia adalah tangan kanan
Ra Kuti (tangan kanan = orang kepercayaan)
3.
Peribahasa adalah kelompok
kata atau kalimat yang
tetap susunannya, biasanya mengiaskan maksud tertentu.
Contoh: Lain
ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya = Lain daerah lain aturan dan
adat istiadatnya.
TUGAS |
Bacalah
salah satu novel sejarah secara lengkap, kemudian identifikasi makna kias yang
terdapat pada novel tersebut. Untuk mempermudah pekerjaan Anda, gunakan format
tabel sebagai berikut (buat di buku tugas)!
Tabel Identifikasi Makna Kias
No. |
Kutipan |
Makna kias |
1 |
|
|
2 |
|
|
3 |
|
|
4 |
|
|
dst |
|
|
C. Mengkonstruksi Nilai-Nilai dalam Novel Sejarah
Setelah
mempelajari materi ini, Anda diharapkan mampu: |
· mengidentifikasi nilai-nilai dalam novel sejarah · mengaitkan nilai-nilai dalam novel sejarah dengan
kehidupan saat ini · menyusun kembali nilai-nilai novel sejarah ke dalam
teks eksplanasi |
Unsur ekstrinsik merupakan unsur dari luar yang turut mempengaruhi
terciptanya karya sastra. Unsur ekstrinsik meliputi biografi pengarang, keadaan
masyarakat saat karya itu dibuat, serta sejarah perkembangan karya sastra.
Melalui sebuah karya novel kita kadang secara jelas dapat memperoleh sedikit
gambaran tentang biografi pengarangnya.
Melalui sebuah novel kita pun dapat memperoleh gambaran tentang budaya
dan keadaan masyarakat tertentu saat karya itu dibuat.
Nilai-nilai
dalam karya sastra dapat ditemukan melalui
unsur ekstrinsik ini. Seringkali dari tema yang sama didapat nilai yang
berbeda, tergantung pada unsur ekstrinsik yang menonjol. Misalnya, dua novel
sama-sama bertemakan pendidikan, namun kedua novel menawarkan nilai yang
berbeda karena ditulis oleh dua pengarang yang berbeda dalam memandang dan menyingkap
pendidikan, latar belakang pengarang yang berbeda, situasi sosial yang berbeda,
dan sebagainya.
KEGIATAN 1 |
Mengidentifikasi Nilai-Nilai dalam Novel Sejarah
Adapun
nilai-nilai yang terkandung dalam novel sejarah, adalah sebagai berikut:
1. Nilai
sosial masyarakat, sifat
yang suka memperhatikan kepentingan umum (menolong, menderma, dan lain-lain).
2.
Nilai budaya, nilai yang berkaitan dengan pikiran,
akal budi, kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat suatu tempat yang menjadi kebiasaan dan sulit diubah.
3. Nilai
ekonomi Nilai yang berkaitan dengan
pemanfaatan dan asas-asas produksi,
distribusi, pemakaian barang, dan kekayaan
(keuangan, tenaga, waktu, industri, dan perdagangan).
4. Nilai
filsafat, hakikat segala yang ada, sebab,
asal, dan hukumnya.
5. Nilai
politik, Nilai yang berkaitan dengan proses
mental, baik normal maupun abnormal dan pengaruhnya pada perilaku.
6.
Nilai moral (nilai etik)
adalah nilai untuk manusia
sebagai pribadi yang utuh, misalnya kejujuran; nilai yang berhubungan dengan
akhlak; nilai yang berkaitan dengan benar dan salah yang dianut oleh golongan
atau masyarakat.
7. Nilai
keagamaan adalah konsep mengenai penghargaan tinggi yang diberikan oleh warga masyarakat pada
beberapa masalah pokok dalam kehidupan keagamaan yang bersifat suci sehingga
menjadikan pedoman bagi tingkah laku
warga masyarakat bersangkutan. pandangan pengarang itu diakui sebagai
nilai-nilai kebenaran olehnya dan ingin disampaikan kepada pembaca melalui
karya sastra.
Nilai moral dan
nilai keagamaan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Pandangan
hidup yang berhubungan dengan moral itu bersumber dari nilai keagamaan.
Seseorang bisa dikatakan orang bermoral, karena orang itu beragama. Moral lebih
dekat hubungannya antara manusia dengan manusia, sedangkan agama hubungannya
antara manusia dengan Tuhan.
LATIHAN |
Untuk meningkatkan
pemahama Anda tentang nilai-nilai yang terkandung dalam novel sejarah, bacalah
dengan saksama kutipan novel sejarah berikut, kemudian tentukan nilai-nilai
yang terkandung di dalamnya!
. . . Empat orang senopati itu menyimak penjelasan bekel
Gajahmada dengan cermat. Sejenak mereka tersihir dan lupa bahwa prajurit yang
baru saja member wejangan itu hanya berpangkat bekel. “Bukankah kita bisa menghambat gerakan mereka dengan
hujan anak panah?” bertanya seorang dari senopati itu “Sayang sekali,” gajahmada menjawab, “jumlah anak
panah tidak mencukupi untuk menciptakan hujan.” Suasana menjadi hening di antara mereka. Justru dari
alun-alun suara tambur kembali terengar riuh. Rupanya Ra Kuti menyiagakan kembali
pasukannya untuk menyerbu. Gajahmada segera menyiapkan pasukan panah yang
siap menghambat laju gerakan mereka. Namun, Gajahmada harus melihat kenyataandan
bertindak bijak. Pasukan Jalapati dan Jala Ranggana yang berada dalam keadan
letih luar biasa itu tak mungkin dipaksa bertempur lagi melampaui batas
kemampuan mereka. Hanya ada beberapa pilihan yang dihadapinya tanpa
memberikan pilihan yang lain. Pilihan itu pun sangat tidak menyenangkan. “Apa boleh buat,” Gajahmada berkata, “rupanya aku
tidak punya pilihan lain. Aku harus mengungsikan Tuanku Jayanegara. Akan
tetapi, kelak aku patik akan kembali untuk member pelajaran kepada para
Dharmaputra Winehsuka bahwa betapa mahal harga tebusan perbuatan mereka.” Bekel Gajahmada segera mengadakan pembicaraan dengan
senopati pimpinan prajurit Jalapati dan Jala Ranggana. Melalui pembicaraan
itu telah diperoleh kesepakatan, Bekel Gajahmada akan berusaha mengungsikan
Jayanegara melalui pintu belakang. Para prajurit gabungan Jalapati dan jala
Ranagana diminta untuk menghambat sekadar untuk memberikan waktu yang cukup
untuk meloloskan diri. Para Bhayangkara yang mengintai di atas dindingn
segera ditarikuntuk mengawal Jayanegara dan tugas mereka digantikan oleh para
prajurit Jalapati. Apabila ada yang resah karena pertimbangan tertentu
adalah Bekel Gajahmada. Keterangan yang diperolehnya dari orang yang
menyelubungi diri di balik topeng dan tebalnya kabut sangat mengganggu
ketenangan hatinya. Gajahmada. Langit Kresna
Hariadi |
Untuk mempermudah kerja Anda, tuliskan temuan Anda
pada tabel berikut!
Tabel Identifikasi Nilai-nilai Novel sejarah “Gajahmada”
No. |
Nilai yang Terkandung dalam Novel Sejarah |
Kutipan |
1 |
Sosial |
|
2 |
Budaya |
|
3 |
Ekonomi |
|
4 |
Filsafat |
|
5 |
Politik |
|
6 |
Moral |
|
7 |
Keagamaan |
|
KEGIATAN 2 |
Mengaitkan Nilai-nilai
dalam Novel Sejarah dengan Kehidupan Saat Ini
Selain imajinatif dan
menggunakan bahasa estetis, salah satu syarat yang harus dimiliki suatu karya
sastra yaitu harus berasas manfaat. Dalam kegiatan membaca novel sejarah selain
mendapatkan representasi kehidupan sosial,
budaya suatu bangsa di masa lampau, hal yang harus didapat dalam novel sejarah
adalah nilai-nilai di dalamnya dan mengaitkannya dengan kehidupan saat ini.
Perhatikan kutipan
novel berikut!
Hayati telah dapat
ditolong oleh beberapa penangkap ikan. Di dalam berita
surat-surat kabar tersebut bahwa orang-orang yang tertolong oleh penangkap ikan
Kaslibin dari Belimbing 53 orang, oleh Sratip 21 orang, oleh Trunorejo 22
orang, Marzuki 17 orang, Matnawi 32 orang. Mana yang tidak luka dibolehkan
terus ke Surabaya, dan mana yang luka dengan perintah. Regen dan Asisten Regen,
disuruh urus terlebih dahulu di rumah sakit Lamongan, menunggu sembuhnya, atau
menunggu keluarganya menjemput.
Sumber: Hamka. Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
Perhatikan pada kalimat yang bercetak miring! Nilai
sosial yang terdapat pada kutipan novel tersebut adalah tolong-menolong.
Keterkaitan nilai sosial tersebut dengan kehidupan saat ini adalah sikap tolong
menolong antar sesame manusia yang harus terus dijaga dan dilestarikan.
Pada kegiatan belajar
sebelumnya Anda sudah menentukan nilai-nilai yang terdapat dalam novel sejarah
“ Gajahmada”. Berdasarkan hasil kerja tersebut, tentukan keterkaitan
nilai-nilai novel sejarah tersebut dengan kehidupan saat ini pada tabel
berikut!
Tabel Identifikasi Nilai-nilai Novel sejarah “Gajahmada” dengan kehidupan saat ini
No. |
Nilai yang terkandung dalam novel sejarah |
Kutipan |
Keterkaitan dengan Nilai Kehidupan Saat Ini |
1 |
Sosial |
|
|
2 |
Budaya |
|
|
3 |
Moral |
|
|
4 |
Keagamaan |
|
|
5 |
………………. |
|
|
KEGIATAN 3 |
Menyusun Kembali Nilai-Nilai Novel Sejarah ke dalam
Teks Eksplanasi
Setelah menyelesakan kegiatan
mengidentifikasi nilai-nilai yang terkandung dalam novel sejarah, sajikan
nilai-nilai yang Anda temukan dalam sebuah teks eksplanasi!
Teks eskplanasi adalah teks yang
menjelaskan tentang proses terjadinya sesuatu atau terbentuknya suatu fenomena
alam atau sosial. Pada teks eksplanasi, sebuah peristiwa timbul karena ada peristiwa lain sebelumnya
dan peristiwa tersebut mengakibatkan peristiwa yang lain lagi sesudahnya.
Teks eksplanasi dapat disamakan dengan teks yang
menceritakan prosedur atau proses
terjadinya suatu
fenomena. Dengan teks
tersebut, pembaca dapat memperoleh pemahaman
mengenai latar belakang terjadinya fenomena
secara jelas dan logis. Teks eksplanasi menggunakan banyak fakta dan pernyataan-pernyataan yang memiliki hubungan
sebab-akibat (kausalitas).
Namun, sebab-sebab ataupun akibat-akibat itu berupa sekumpulan fakta menurut penulisnya.
Teks eksplanasi memiliki struktur baku sebagaimana halnya
jenis teks lainnya. Sesuai dengan karakteristik umum
dari isinya, teks eksplanasi dibentuk
oleh bagian-bagian berikut.
1.
Identifikasi fenomena (phenomenon identification), mengidentifikasi sesuatu yang akan diterangkan. Hal itu bisa terkait
dengan fenomena alam, sosial, budaya, dan
fenomena-fenomena lainnya.
2.
Penggambaran rangkaian kejadian (explanation sequence), memerinci proses kejadian
yang relevan dengan fenomena yang diterangkan sebagai pertanyaan atas bagaimana atau mengapa.
1)
Rincian yang berpola atas pertanyaan “bagaimana” akan
melahirkan uraian yang tersusun secara kronologis
ataupun gradual. Dalam hal ini fase-fase kejadiannya
disusun berdasarkan urutan waktu.
2)
Rincian yang berpola atas pertanyaan “mengapa” akan
melahirkan uraian yang tersusun secara kausalitas. Dalam
hal ini fase-fase kejadiannya disusun
berdasarkan hubungan sebab akibat.
3.
Ulasan (review), berupa komentar atau penilaian tentang
konsekuensi atas kejadian yang
dipaparkan sebelumnya.
D. Menulis Novel
Sejarah Pribadi
Setelah
mempelajari materi ini, Anda diharapkan mampu: |
· menyusun kerangka novel sejarah berdasarkan
peristiwa sejarah · mengembangkan kerangka menjadi novel sejarah |
Dalam kegiatan menulis novel sejarah, baik itu sejarah
umum, sejarah orang lain atau sejarah didi sendiri. Hal yang harus diperhatikan
adalah fakta-fakta sejarah. Fakta-fakta sejarah tersebut nantinya akan kita
kembangkan menjadi sebuah kerangka novel sejarah kemudian kerangka tersebut
kita kembangkan menjadi sebuah novel sejarah.
KEGIATAN 1 |
Menyusun Kerangka Novel Sejarah Berdasarkan Peristiwa
Sejarah
Untuk memudahan dalam
menyusun kerangka novel sejarah, Anda harus menentukan peristiwa sejarah yang
nantinya akan kita jadikan latar dalam novel sejarah. Peristiwa tersebut harus
berupa fakta. Setelah Anda menentukan peristiwa sejarah, kembangkan peristiwa
tersebut menjadi gambaran singkat isi cerita sejarah yang akan ditulis. Perhatikan
contoh berikut!
Tabel
Pengembangan Peristiwa Sejarah
Peristiwa Sejarah |
Pengembangan Peristiwa Sejarah |
Gempa bumi di Lombok pada tanggal 29 Juli 2018,
pukul 06.47 WITA.. |
Salah satu
peristiwa yang tidak diinginkan oleh semua orang adalah bencana. Namun
bencana alam gempa bumi pada tanggal 29 Juli 2018 telah memporak-porandakan
kotaku, Lombok. |
Gempa berkekuatan 6,4 SR dengan pusat gempa berada
di 47 km timur laut Kota Mataram NTB. |
Sebelumnya aku tak pernah menduga, jika gempa bumi berkekuatan
6,4 SR dengan pusat gempa berada di 47 km timur laut Kota Mataram itu
membuatku kehilangan anggota keluargaku. |
Penulis karya sastra harus cermat dalam hal merumuskan
kata-kata menjadi sebuah tulisan. Dalam hal menulis novel sejarah Anda harus
memaksimalkan pancaindra untuk meggali peristiwa-peristiwa sejarah yang ada di
sekitar kita. Tak jarang seorang penulis melakukan wawancara, observasi
lapangan untuk memaksimalkan tulisannya.
TUGAS |
1. Datalah berbagai peristiwa sejarah dari berbagai
sumber (Koran, majalah, buku atau internet) tentang seorang tokoh di lingkungan
sekitar Anda!
2. Pilihlah peristiwa yang menarik menurut Anda tentang
tokoh tersebut, coba telusuri sisi lain dari kehidupannya (masa kecil,
keluarga, pendidikan dll) kemudian buatlah daftar temuan.
KEGIATAN 2 |
Mengembangkan Kerangka Menjadi Novel Sejarah
Pada kegiatan sebelummnya, Anda sudah belajar
menentukan peristiwa-peristiwa sejarah. Kemudian menentukan peristiwa menarik
yang layak diangkat menjadi novel sejarah.
Dalam kegiatan menulis novel sejarah tentu kita harus
bisa mengembangkan kerangka dengan daya imajinasi sehingga menjadi cerita yang
baik dan layak untuk dibaca.
TUGAS |
Buatlah
novel sejarah pribadi dengan mengembangkan kerangka yang sudah dibuat menjadi
sebuah novel sejarah, tugas ini sebagai lanjutan dari tugas sebelumnya.
Tuliskan novel Anda pada kertas A4 minimal 50 halaman dengan spasi 1,5
menggunakan huruf times new roman ukuran
12.
RANGKUMAN |
1.
Novel sejarah adalah novel yang di dalamnya
menjelaskan dan menceritakan tentang fakta kejadian di masa lalu yang
melatarbelakangi terjadinya peristiwa yang memiliki nilai sejarah dan disajikan
dalam bentuk imajinatif.
2.
Struktur novel sejarah adalah pengenalan situasi
cerita, pengungkapan peristiwa, menuju konfliks, puncak konfliks, penyelesaian,
dan koda.
3.
Nilai-nilai yang terdapat dalam novel sejarah antara
lain, nilai sosial, budaya, moral, keagamaan, pendidikan, politik dan ekonomi
4.
Kaidah kebahasaan novels ejarah adalah banyak
menggunakan: konjungsi temporal; kata kerja mental; kata kerja material; kata
sifat;penggunaan dialog; penggunaan kaliamat langsung dan kalimat bermakna
lampau.