Proses Morfologi


A.   Proses Morfologis
Proses morfologis adalah proses pembentukan kata dari suatu bentuk dasar menjadi suatu bentuk jadian. Proses ini , meliputi afiksasi (pengimbuhan), reduplikasi (pengulangan), dan komposisi (pemajemukan).
Sebelum diuraikan lebih lanjut tentang ketiga proses morfologis di atas perlu ditegaskan terlebih dahulu tiga istilah pokok dalam proses ini, Yaitu kata dasar, bentuk dasar, dan unsur langsung.
~   Kata dasar: kata yang belum berubah, belum mengalami proses morfologis, baik berupa proses penambahan imbuhan, proses pengulangan, maupun proses pemajemukan.
~   Bentuk dasar: bentuk yang menjadi dasar dalam proses morfologis, dapat berupa kata dasar, kata berimbuhan, kata ulang, dan dapat pula berupa kata majemuk.
~   Unsur langsung: bentuk dasar dan imbuhan yang membentuk kata jadian.

  1. Afiksasi
Dalam tata bahasa tradisional afiks disebut imbuhan, yaitu morfem terikat yang dapat mengubah makna gramatikal suatu bentuk dasar. Misalnya me- dan -kan, di- dan -kan, yang dapat mengubah arti gramatikal seperti arsip menjadi mengarsipkan, diarsipkan.
Proses penambahan afiks pada sebuah bentuk dasar atau kata dasar inilah yang disebut afiksasi.
Afiks yang terletak di awal bentuk kata dasar. seperti ber-, di-; ke-, me-, se-, pe-, per-, ter-, pre-, swa-, adalah prefiks atau awalan. Yang disisipkan di dalam sebuah kata dasar, seperti -em, -er-, -el-, disebut infiks atau sisipan. Yang terletak di akhir kata dasar, seperti -i -an, -kan, -isme, -isasi, -is,-if dan lain-lain dinamakan sufiks atau akhiran. Gabungan prefiks dan sufiks yang membentuk satu kesatuan dan bergabung dengan kata dasarnya secara serentak seperti:ke-an pada kata keadilan, kejujuran, kenakalan, keberhasilan, kesekretarisan, pe-an seperti pada kata pemberhentian, pendahuluan, penggunaan, penyatuan, dan per-an sebagaimana dalam kata pertukangan, persamaan, perhentian, persatuan dinamakan konfiks.
Ingat, karena konfiks sudah membentuk satu kesamaan, maka harus tetap dihitung satu morfem. Jadi kata pemberhentian dihitung tiga morfem, bukan empat, Bentuk dasarnya henti, satu morfem, mendapat prefiks ber-, satu morfem, dan mendapat konfiks pe-an yang juga dihitung satu morfem, maka semuanya tiga morfem.
Tidak semua afiks dibicarakan di sini. Yang akan dibahas hanya afiks-afiks yang memiliki frekuensi kemunculan dalam soal-soal tinggi.
Afiks produktif ialah afiks yang mampu menghasilkan terus dan dapat digunakan secara teratur membentuk unsur-unsur baru. Yang termasuk afiks produktif ialah: me-, di-, pe-, ber-, -an, -i, pe-an, peran, dan ke-an. Sedangkan yang termasuk afiks improduktif ialah: sisipan -el-, -em-, er-, atau akhiran - wati.
a.    Prefiks me-
Berfungsi membentuk verba atau verba. Prefiks ini mengandung arti struktural:
1)    ‘melakukan tindakan seperti tersebut dalam kata dasar’. Contoh: menari, melompat, mengarsip, menanam, menulis, mencatat.
2)    ‘membuat jadi atau menjadi’. Contoh: menggulai, menyatai, meninggi, menurun, menghijau, menua.
3)    ‘mengerjakan dengan alat’. Contoh: mengetik, membajak, mengail mengunci, mengetam.
4)    ‘berbuat seperti atau dalam keadaan sebagai’. Contoh: membujang, menjanda, membabi buta.
5)    ‘mencari atau mengumpulkan’. Contoh: mendamar, merotan.
b.    Prefiks ber-
Berfungsi membentuk verba (biasanya dari nomina, adjektiva, dan verba sendiri). Prefiks ini mengandung arti:
1)    ‘mempunyai’ contoh: bernama, beristri, beruang, berjanggut.
2)     ‘memakai’ contoh: berbaju biru, berdasi, berbusana.
3)    ‘melakukan tindakan untuk diri sendiri (refleksif)’ contoh: berhias, ercukur, bersolek.
4)    ‘berada dalam keadaan’ contoh: bersenang-senang, bermalas-malas, berpesta-ria, berleha-leha.
5)    ‘saling’, atau ‘timbal-balik’ (resiprok) contoh:bergelut, bertinju bersalaman, berbalasan.
c.    Prefiks pe-
Berfungsi membentuk nomina (dan verba, adjektiva, dan nomina sendiri). Prefiks ini mendukung makna gramatikal:
1)    ‘pelaku tindakan seperti tersebut dalam kata dasar contoh: penguji, pemisah, pemirsa, penerjemah, penggubah, pengubah, penatar, penyuruh, penambang.
2)    ‘alat untuk me...’ contoh: perekat, pengukur, pengadang, penggaris.
3)    ‘orang yang gemar’ contoh: penjudi, pemabuk, peminum, pencuri  ecandu, pemadat.
4)    ‘orang yang di ...’ contoh: petatar, pesuruh.
5)     ‘alat untuk ...’ contoh: perasa, penglihat, penggali.
d.    Prefiks per-
Berfungsi membentuk verba imperatif. Mengandung arti:
1)    ‘membuat jadi’ (kausatif) contoh: perbudak, perhamba, pertuan.
2)     ‘membuat lebih’ contoh. pertajam, perkecil, perbesar, perkuat
3)     ‘membagi jadi’ contoh: pertiga, persembilan
e.    Prefiks di-
Berfungsi membentuk verba, dan menyatakan makna pasif, contoh: diambil, diketik, ditulis, dijemput, dikelola.
f.     Prefiks ter-
Berfungsi membentuk verba (pasif) atau adjektiva. Arti yang dimiliki antara lain ialah:
1)     ‘dalam keadaan di’ contoh: terkunci, terikat, tertutup, terpendam, tertumpuk, terlambat.
2)     ‘dikenai tindakan secara tak sengaja’, contoh: tertinju, terbawa, terpukul.
3)     ‘dapat di-’, contoh: terangkat, termakan, tertampung.
4)     ‘paling (superlatif)’, contoh: terbaik, terjauh, terkuat, termahal, terburuk.
g.    Prefiks ke-
Berfungsi membentuk kata bilangan tingkat dan kata bilangan kumpulan, nomina, dan verba. Sebagai pembentuk nomina, prefiks ke- bermakna gramatikal ‘yang di ... i’, atau ‘yang di ... kan’, seperti pada kata kekasih dan ketua.
h.    Sufiks –an
Berfungsi membentuk nomina. Prefiks ini mengandung arti:
1)    ‘hasil’ atau ‘akibat dari me-’, contoh: tulisan, ketikan, catatan, pukulan, hukuman, buatan, tinjauan, masukan.
2)    ‘alat untuk melakukan pekerjaan’, contoh: timbangan, gilingan, gantungan.
3)     ‘setiap’, contoh: harian, bulanan, tahunan, mingguan.
4)    ‘kumpulan’, ‘seperti’, atau ‘banyak’, contoh: lautan, durian, rambutan. dll.
i.      Konfiks ke-an
Berfungsi membentuk nomina abstrak, adjektiva, dan verba pasif. Konfiks ini bermakna:
1)    ‘hal tentang’, contoh: kesusastraan, kehutanan, keadilan, kemanusiaan, kemasyarakatan, ketidakmampuan, kelaziman.
2)    ‘yang di...i’, contoh: kegemaran ‘yang digemari’, kesukaan ‘yang disukai’, kecintaan ‘yang dicintai’.
3)    ‘kena’, atau ‘terkena’, contoh: kecopetan, kejatuhan, kehujanan, kebanjiran, kecolongan.
4)    ‘terlalu’, contoh: kebesaran, kekecilan, kelonggaran, ketakutan.
5)    ‘seperti’, contoh: kekanak-kanakan, kemerah-merahan. dll.
j.     Konfiks pe-an
Berfungsi membentuk nomina. Arti konfiks ini di antaranya ialah:
1)    ‘proses’, contoh: pemeriksaan ‘proses memeriksa’, penyesuaian ‘proses menyesuaikan’, pelebaran ‘proses melebarkan’;
2)    ‘apa yang di-’, contoh: pengetahuan ‘apa yang diketahui’, pengalaman ‘apa yang dialami’, pendapatan ‘apa yang didapat’. dll.
k.    Konfiks per-an
berfungsi membentuk nomina. Arti konfiks ini ialah:
1)    ‘perihal ber-’, contoh: persahabatan ‘perihal bersahabat’, perdagangan ‘perihal berdagang’, perkebunan ‘perihal berkebun’, pertemuan ‘perihal bertemu’.
2)    ‘tempat untuk ber-’, contoh: perhentian, perburuan persimpangan, pertapaan.
3)    ‘apa yang di’, contoh: pertanyaan, perkataan.dll.
l.      Afiks serapan
Untuk memperkaya khazanah bahasa Indonesia, kita menyerap unsur-unsur dari bahasa daerah dan bahasa asing. Contoh afiks serapan:
1)    dwi-: dwilingga, dwipurwa, dwiwarna, dwipihak, dwifungsi.
2)    pra-: praduga, prasangka, prasejarah, prasarana, prakiraan, prasaran, prabakti, prasetia, prawacana, prakata.
3)    swa-: swalayan. swadesi, swasembada, swapraja, swatantra, swadaya, swasta.
4)    awa-: awagas, awabau, awaracun, awalengas.
5)    a-, ab-: asusila, amoral, ateis, abnormal.
6)    anti-: antipati, antiklimaks, antitoksin, antihama, antiseptik
7)    homo-: homogen, homoseks, homofon, homonim, homograf, homorgan
8)    auto-: autodidak, autokrasi, autobiografi, automobil, autonomi
9)    hipo-: hiponim, hipotesis, hipokrit, hipovitaminosis
10) poli-: polisemi, poligami, poliandri, polisilabis, poliklinik
11) sin-: sintesis, sinonim, sintaksis, sinkronis, simpati, simposium
12) tele-: telepon, telegraf, telegram, telepati, teleskop, teleks
13) trans-: transaksi, transisi, transportasi, transkripsi, transmisi, transliterasi, transformasi, transmigrasi, transfer, transitif
14) inter-: interaksi, interelasi, interupsi, internasional, intersuler, intermeso, interlokal, dan lain-lain.
15) -isasi: modernisasi, tabletisasi, pompanisasi, kuningisasi, dan lain-lain

  1. Reduplikasi
Reduplikasi adalah proses pembentukan kata dengan cara mengulang bentuk dasar. Contoh: buku-buku, sayur-mayur, dll.(dibahas dalam macam-macam kata)

  1. Komposisi
Komposisi ialah proses pembentukan kata majemuk atau kompositum. Kata majemuk ialah gabungan kata yang telah bersenyawa atau membentuk satu kesatuan dan menimbulkan arti baru, contoh: kamar mandi, kereta api, rumah makan, baju tidur.
Gabungan kata yang juga membentuk satu kesatuan, tetapi tidak menimbulkan makna baru disebut frasa, contoh: sapu ijuk, meja itu, kepala botak, rambut gondrong, mulut lebar.
Jenis kata majemuk
a.    Kata majemuk setara, yang masing-masing unsurnya berkedudukan sama, contoh: tua muda, laki bini, tegur sapa, besar kecil, ibu bapak, tipu muslihat dan baik buruk.
b.    Kata majemuk bertingkat, yaitu yang salah satu unsurnya menjelaskan unsur yang lain. Jenis kata majemuk itu bersifat endosentris, yakni salah satu unsurnya dapat mewakili seluruh konstruksi, contoh: kamar mandi, sapu tangan, meja gambar, dan meja tulis.