A. Nonmorfologis
Selain pembentukan kata secara morfologis, ada juga pembentukan kata secara nonmorfologis. Pembentukan kata secara nonmorfologis dapat berupa abreviasi ataupun perubahan bentuk kata.
1. Abreviasi. Arti Abreviasi adalah proses penanggalan satu atau beberapa bagian kata atau kombinasi kata sehingga jadilah bentuk baru. Kata lain abreviasi ialah pemendekan. Hasil proses abreviasi disebut kependekan. Bentuk kependekan dalam bahasa Indonesia muncul karena terdesak oleh kebutuhan untuk berbahasa secara praktis dan cepat. Kebutuhan ini paling terasa di bidang teknis, seperti cabangcabang ilmu, kepanduan, dan angkatan bersenjata. Jenis jenis abreviasi adalah sebagai berikut:
a. Singkatan Arti singkatan dalam abreviasi yaitu salah satu hasil proses pemendekan yang berupa huruf atau gabungan huruf, baik yang dieja huruf demi huruf, seperti:
- FSUI (Fakultas Sastra Universitas Indonesia),
- FSUI (Fakultas Sastra Universitas Indonesia),
- DKI (Daerah Khusus Ibukota, dan
- KKN( Kuliah Kerja Nyata),
maupun singkatan yang tidak dieja huruf demi huruf, seperti:
- dll. (dan lain-lain),
- dgn. (dengan),
- dst. (dan seterusnya).
b. Penggalan. Arti penggalan dalam abreviasi yaitu proses pemendekan yang menghilangkan salah satu bagian dari kata seperti:
- Prof. (Profesor) - Bu (Ibu) - Pak (Bapak)
c. Akronim. Arti akronim dalam Abreviasi yaitu proses pemendekan yang menggabungkan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai sebuah kata yang memenuhi kaidah fonotaktik Indonesia, seperti:
- FKIP /fkip/ dan bukan /ef/, /ka/, /i/, /pe/
- ABRI /abri/ dan bukan /a/, /be/, /er/, /i/
- AMPI /ampi/ dan bukan /a/, /em/ /pe, /i/
d. Kontraksi. Arti kontraksi dalam abreviasi yaitu proses pemendekan yang meringkaskan kata dasar atau gabungan kata, seperti:
- tak dari tidak
- sendratari dari seni drama dan tari
- berdikari dari berdiri di atas kaki sendiri
- rudal dari peluru kendali
e. Lambang huruf Arti Lambang huruf yaitu proses pemendekan yang menghasilkan satu huruf atau lebih yang menggambarkan konsep dasar kuantitas, satuan atau unsur, eperti:g (gram);cm (sentimeter); Au (Aurum)
2. Perubahan Bentuk Kata Proses pembentukan kata melalui perubahan bentuk kata dapat disebut proses pembentukan kata secara nonmorfologis. Macammacam
perubahan bentuk kata sebagai berikut.
perubahan bentuk kata sebagai berikut.
a. Asimilasi adalah perubahan bunyi konsonan akibat pengaruh konsonan yang berdekatan.
- alsalam → asalam - ad similatio → asimilasi
b. Disimilasi adalah proses yang mengakibatkan dua hal yang sama menjadi tidak sama, misalnya pasangan bunyi r dan r dihindarkan dan menjadi l dan r, seperti kata
- berajar → belajar - terantar → telantar
c. Diftongisasi adalah proses suatu monoftong yang berubah menjadi diftong.
- anggota → anggauta - teladan → tauladan
d. Monoftongisasi adalah proses suatu diftong yang berubah menjadi monoftong.
- pulau → pulo - sungai → sunge - danau → dano
e. Haplologi adalah penghilangan satu atau dua bunyi secara bersamaan yang berurutan
- morfofonologi → morfonologi. - budhidaya → budaya
- mahardika (Skt: maha + ardhika) → merdeka
f. Anaptiksis (suara bakti) adalah penyisipan vokal pendek di antara dua konsonan atau lebih untuk menyederhanakan struktur suku kata.
- sloka → seloka
- glana → gelana, gulana
g. Metatesis adalah proses pergantian tempat bunyi (huruf) dalam sebuah kata,
- berantas → banteras; - copot → pocot. - drohaka → durhaka
- prtyaya → percaya - arca → reca - banteras → berantas
h. Aferesis adalah proses penanggalan huruf awal atau suku awal kata.
- tirta amarta → tirta marta - akan → kan - adhyasa → jaksa
- upawasa → puasa
i. Sinkope adalah proses suatu kata kehilangan satu fonem atau lebih di tengah-tengah kata tersebut.
- tidak → tak - domina → dona - listuhaju → lituhayu
j. Apokop adalah proses hilangnya satu bunyi atau lebih pada akhir sebuah kata.
- pelangit → pelangi
- possesiva → posesif
k. Protesis adalah penambahan vokal atau konsonan pada awal kata, untuk memudahkan melafalkannya.
- lang → elang - mas → emas
- smara → asmara - stri → istri
l. Epentesis adalah penyisipan bunyi atau huruf ke dalam kata, terutama kata serapan, tanpa mengubah arti untuk menyesuaikan denga pola fonologis bahasa peminjam
- akasa →angkasa gopala (Skt) → gembala
- akasa →angkasa gopala (Skt) → gembala
- jaladhi → jeladri racana (Skt) → rencana
m. Paragog adalahproses penambahan huruf atau bunyi pada akhir kata:
- hulubala → hulubalang ana → anak
- hulubala → hulubalang ana → anak
- ina → inang kaka → kakak